Dikatakan kepada badui, “Apakah engkau bisa bermunajat dengan baik  kepada Rabbmu?” Badui menjawab, “Ya bisa, lalu ia bermunajat, “Ya Allah, sungguh Engkau memberi Islam kepada kami tanpa kami minta, karena itu jangan haramkan surga bagi kami yang kami minta kepadaMu.”  (Mukhtarat min An-Nawadir wa Ath-Tharaif, Abdul Qadir An-Nadawi). Alangkah pandainya badui ini berhusnuzhan kepada Allah.

Seorang laki-laki di akhirat hendak dimasukan ke dalam neraka, ia lalu berkata, “Ya Allah, aku berhusnuzhan dari dunia bahwa Engkau akan merahmatiku, aku tidak akan memasuki Neraka.” Allah lalu berkata, “Jika demikian, masuklah engkau ke dalam Surga.” (HR. Muslim) Lihatlah bagaimana laki-laki pendosa itu berhusnuzhan kepada Allah.

Mengapa Nabi Ayub begitu bersabar menghadapi penyakitnya, mengapa Maryam begitu yakin dan tanpa malu keluar ke masyarakatnya bersama bayinya tanpa kehadiran suami, mengapa Nabi Ibrahim tidak takut kepada api membara, mengapa Rasulullah tidak bersedih saat di kepung di gua Hira, semua jawabannya karena mereka memiliki HUSNUZHAN yang kuat kepada Allah.

Buku, “JANGAN MATI; Sebelum Berprasangka Baik Kepada Allah,” ini, berisi riwayat shahih yang mempesona dari para nabi, sahabat, tabi’in, ulama salaf, orang arif dan badui yang merasakan bahagia dan keajaiban hidup karena mempraktikkan husnuzhan alias berprasangka baik kepada Allah. Dilengkapi quote pilihan, inspirasi, tadabbur dan nilai hidup yang istimewa.